Tuesday, October 20, 2015

Piala Presiden Diboyong ke Bandung

Piala Presiden Diboyong ke Bandung

JAKARTA -- Persib berhasil menjuarai turnamen Piala Presiden 2015 setelah mengalahkan Sriwijaya FC pada laga final di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (18/10/2015) malam. Maung Bandung menang 2-0 pada pertandingan ini.

Dua gol dicetak Achmad Jufriyanto menit tujuh melalui tendangan bebas dari luar kotak penalti. Sedangkan gol kedua dicetak Makan Konate menit 45 melalui tendangan keras kaki kiri dari jarak dekat.

Sejak babak pertama, Sriwijaya FC dan Persib bermain terbuka dan saling menyerang. Kedua tim mencoba mengejar gol cepat, namun Sriwijaya gagal memaksimalkan sejumlah peluangnya untuk menjadi gol. Berbeda dengan Persib yang sukses memaksimalkan peluang yang ada menjadi gol.

Maung Bandung dengan kemenangan ini berhak atas hadiah uang total sebesar Rp 3 miliar, sementara Sriwijaya sebangai runner up mendapat Rp 2 miliar. Pertandingan final ini dihadiri Presiden RI Joko Widodo. [Persib.co.id]
Share:

Warga Cileunyi Wetan Kembali Tanyakan Normalisasi Sungai Cikeruh

Warga Cileunyi Wetan Kembali Tanyakan Normalisasi Sungai Cikeruh
CILEUNYI -- Pemerintah Desa (Pemdes) Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung kembali akan meminta keterangan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jabar terkait normalisasi Sungai Cikeruh.

"Kami dari Pemerintah Desa hari ini akan menanyakan keterangan tindak lanjut normalisasi sungai kepada BBWS Provinsi karena belum juga terealisasi," kata Ketua Badan Permusyarahan Desa (BPD) Cileunyi Wetan, Ahmad Sobar, kepada Tribun di ruang kerjanya, Jumat (2/10).

Menurut Ahmad, sejumlah warga RW 1 Kampung Jajawai dan RW 18 Kampung Sindang Wargi Desa Cileunyi Wetan selalu mempertanyak kepastian pelaksanaan normalisasi Sungai Cikeruh tersebut.

Pasalnya, kata Ahmad, sejumlah warga resah dan khawatir normalisasi Sungai Cikeruh akan terus diundur. Keresahan dna kekhawatiran warga, kata Ahmad sangat beralasan. Karena warga tidak ingin jika kediamannya akan kembali terendam banjir.

"Apalagi sekarang kan sudah mau memasuki musim penghujan, wajar warga kalau resah dan menanyakan itu," katanya. [Tribun Jabar]
Share:

Berikut Nama Korban Kecelakaan Tol Cileunyi

Berikut Nama Korban Kecelakaan Tol Cileunyi

CILEUNYI -- Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Tol Purwakarta - Bandung - Cileunyi (Purbaleunyi) KM 145 - 700 Jalur B dan Jalur A pada Rabu, 14 Oktober mengakibatkan dua orang meninggal dan empat orang lainnya mengalami luka berat.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, menyebutkan semua korban telah dibawa ke RS AMC Cileunyi untuk dioutopsi dan dilakukan perawatan medis bagi korban luka berat.

"Korban kecelakaan tersebut yaitu pengendara mobil pick up dengan nomor Polisi E-8825-YF bernama Sapja (26) menderita luka berat, Didi (44) meninggal dunia, Wafa (6) meninggal dunia, Ani (30) pengemudi mobil Avanza dengan nomor polisi D 1679 PD menderita luka berat, Warkiah (72) pengemudi mobil Mazda dengan nomor polisi D 126 RL luka berat dan Ucu Rohati (45) penumpang Mazda mengalami luka berat," kata Sulistyo.

Guna menyelidiki penyebab kecelakaan, Sulistyo mengatakan saat ini kepolisian sedang melakukan beberapa langkah intensif.

"Langkah yang kami (kepolisian) lakukan saat ini adalah mendatangi TKP, mendata saksi, visum, membuat laporan polisi dan menghubungi keluarga para korban," kata dia.

Sulistyo menjelaskan, kecelakaan terjadi pukul 13.30 WIB. Bermula ketika mobil pick up yang sebelumnya berada di jalur A melompat ke jalur B. Di arah beralawan muncul kendaraan lain sehingga tabrakan tak bisa dihindari.

"Dari arah yang sama datang juga mobil minibus jenis Avanza, sehingga tabrakan beruntun terjadi ," ujar Sulistyo. [Metrotvnews]
Share:

Kronologi Tabrakan Tiga Mobil di Tol Cileunyi

Kronologi Tabrakan Tiga Mobil di Tol Cileunyi

CILEUNYI -- Tabrakan beruntun terjadi di Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi), Rabu 14 Oktober. Sedikitnya tiga kendaraan terlibat dalam insiden itu, tepatnya di KM 145.600 jalur A.

"Tiga kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut yaitu mobil jenis pick up bernopol E 8825 YF, mobil sedan bernopol D 126 RL, dan minibus bernopol D 1679 PD," ungkap KabidHumas Polda Jabar, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono.

Dia menjelaskan, kecelakaan berawal ketika mobil pick up yang sebelumnya berada di jalur A melompat ke jalur B. Di arah beralawan itu, muncul kendaraan lain sehingga tabrakan tak bisa dihindari.

"Dari arah yang sama datang juga mobil minibus jenis Avanza, sehingga tabrakan beruntun terjadi ," bebernya.

Akibat kecelakaan tersebut, dua orang meninggal dunia dan tiga orang luka berat. Korban dievakuasi ke RS AMC, Cileunyi.

"Hingga saat ini, kita masih menunggu pendataan terhadap para korban kecelakaan ini," tandasnya.

Menurut informasi yang dihimpun Metrotvnews.com, usai evakuasi korban arus lalu lintas di tol tersebut kembali normal kedua lajur sudah bisa dilalui. [Metrotvnews]
Share:

Bina Marga: Citas Akan Miliki Sembilan Exit Tol

Bina Marga: Citas Akan Miliki Sembilan Exit Tol

BANDUNG -- Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat menyatakan Tol Cileunyi-Tasikmalaya akan memiliki sembilan exit tol seperti di kawasan Cileunyi, Malangbong (Kabupaten Garut), Ciawi (perbatasan Garut-Tasikmalaya, Tasikmalaya, Kota Banjar.

"Jika nanti jadi, Tol Citas atau Cileunyi-Tasikmalaya ini akan memiliki sembilan exit tol. Startnya sendiri dari Cileunyi," kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat M Guntoro, di Kota Bandung, Senin (19/10).

Ia menegaskan Pemprov Jawa Barat memiliki komitmen kuat dalam rencana pembangunan Tol Cileunyi-Tasikmalaya yang dibangun untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di Jalur Selatan Jabar dan memecah kemacetan di kawasan tersebut.

"Pemprov punya komitmen kuat dalam pembangunan Tol Citas ini, saat ini proses pembangunannya masih berlangsung di trase dua," kata dia.

Menurut dia, feasibility study (FS) atau studi kelayakan pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya sudah selesai beberapa waktu lalu.

"Untuk FS sendiri sudah beres beberapa waktu lalu. Jika rencana ini dimatangkan maka ke depan kami akan melakukan details engineering design atau DED," kata dia.

Ia mengatakan, saat ini telah ada tiga trase dalam perencanaan pembangunan jalan tol yang akan memiliki panjang sekitar 60 km tersebut.

"Kemungkinan trase pertama yang diambil. Trase I dari sisi pembebasan lahan tidak akan rumit karena fisik tol akan elevated (layang) dan tidak memakan banyak lahan warga," kata dia.

Menurut dia, dari koridor yang ada tol Cileunyi-Tasikmalaya tidak akan masuk ke dalam kota melainkan di pinggiran. "Akan tetapi untuk exit tol diusahakan tidak terlalu jauh dari permukiman," kata dia.

Ia mengatakan dari rencana yang sudah ada, tol tersebut akan terhubung dari Cileunyi hingga Kota Banjar sepanjang 60 kilometer lebih.

"Dan Bappeda Jabar kemungkinan akan segera memasukkan anggaran untuk memulai proses pembebasan lahan pada APBD 2016 mendatang. Rencananya sudah ada," katanya. [Kontan]
Share:

Friday, August 21, 2015

Sejarah Desa Cibiru Wetan

Sejarah Desa Cibiru Wetan

Desa Cibiru wetan artinya Desa Cibiru bagian timur (Wetan), nama Cibiru itu sendiri diambil dari nama sebuah pohon yaitu “Pohon Biru” yang konon katanya pernah tumbuh disebuah tempat yang sekarang berlokasi di RT 04 RW 07 Kp. Cibiru Tonggoh Desa Cibiru wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Dari akar pohon Biru tersebut  keluar mata air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dan sekitarnya.

Cibiru adalah kata mudah dari Cai – biru berarti air yang keluar dari mata air pohon Biru  bukan berarti air yang berwarna biru. Karena keberadaan mata air dari Tangkal / Pohon Biru tersebut dinamakanlah Kampung Cibiru (yang sekarang disebut Cibiru Tonggoh) sedangkan nama Cibiru selanjutnya berkembang menjadi nama desa yaitu Desa Cibiru yang masuk wilayah Kecamatan Ujung Berung Kabupaten Bandung yang kemudian sesuai perkembangan wilayah Kotamadya Bandung Cibiru dijadikan nama Kecamatan dan Desa Cibiru lama berubah nama menjadi Kelurahan Pasir Biru.

Keberadaan Desa Cibiruwetan tidak bisa dilepaskan dari makam keramat sesepuh desa dan penyi’ar agama islam di wilayah Bandung Timur yang oleh sebagian besar masyarakat sangat diyakini senantiasa mengayomi (Ngajaga Ngarikasa) masyarakat dan wilayah Cibiru khususnya Desa Cibiruwetan. Keberadaan sesepuh desa masih dapat dibuktikan dengan adanya beberapa makam keramat dan petilasan antara lain:
  1. Situs Makam Keramat Embah Landros di Astana Gede RW 11 Kampung Warunggede.
  2. Situs Pabeasan yang diyakini petilasan Nyi Mas Entang Bandung di RW 11 Kampung Warunggede.
  3. Situs Makam Keramat Eyang Sawi (Ibu Sawi) di RW 05 Kampung Jadaria.
Selain keberadaan makam keramat kekayaan potensi sejarah dan wisata serta ziarah adalah keberadaan situs Haur Museur di Kampung Garung RW 03 Cikoneng, dan wanawisata serta situs Batu Kuda yang menurut keterangan para sesepuh setempat batu berbentuk kudu duduk itu adalah jelmaan seekor kuda tunggangan Prabu Layang Kusumah beserta istrinya yang sampai akhir hayatnya bertapa di Gunung Manglayang

Beberapa nama yang pernah menjadi Kepala Desa Cibiru diantaranya H.Asy’ari, M.Partaatmaja, Moh. Daud, M. Sukanda, dan Endang. Pada masa kepemimpinan / Kepala Desa Endang D. sekitar Tahun 1983/1984 dibentuk Tim Perumus Pemekaran Desa (TPPD) yang bertugas merumuskan pemekaran Desa Cibiru . maka sejak bulan April 1984 desa Cibiru resmi dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Cibiru Kulon sebagai desa induk dan Desa Cibiru Wetan sebagai desa hasil pemekaran.

Setelah diberlakukan PP. No. 16 Tahun 1987 Desa Cibiru Kulon berubah  nama menjadi Desa Pasir Biru yang masuk wilayah Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Nama Kecamatan Cibiru diadopsi dari nama Desa Cibiru yang berasal dari kata Cai-Biru atau air dari Pohon Biru .  Setelah dilaksanakan pemekaran Desa Cibiru, maka sejak tanggal 30 Juli 1984 berdirilah satu Desa baru yang dinamakan Desa Cibiru wetan. Sebagai pejabat sementara Kepala Desa Cibiru wetan ditunjuk salah seorang pamong desa dari desa induk yaitu Pak Usman (sebagai Juru Tulis Desa Cibiru).

Pada bulan Mei 1986 Pak Usman ditetapkan sebagai Kepala Desa Cibiru wetan yang definitife berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Desa pada bulan April 1986.  Pada Tahun 1992 Desa Cibiru wetan dimekarkan menjadi Desa Cibiru wetan dan Desa Cibiru Hilir.  Kepala Desa Cibiru wetan secara berturut turut mulai Tahun 1986 sampai dengan sekarang  yaitu :
  1. Usman  periode 1984 s/d 1993
  2. Eddy Kusnadi sebagai Pejabat Sementara tahun 1993
  3. Tito Martin Kepala Desa Tahun 1994 s/d 2000
  4. U. Zaenudin Pejabat Sementara tahun 2000
  5. Ujang Oyo Didi Pejabat sementara tahun 2001
  6. Dade Sujana, Sm.Hk. Kepala Desa Tahun 1999 s/d 2006
  7. Dadang F Pejabat Sementara Tahun 2006
  8. Jajat SE. Kepala Desa Periode Tahun 2006 – 2012
  9. Asep Hasan Sadeli Periode 2012-2017
[Sumber: Pemerintah Desa Cibiru Wetan]
Share:

Profil Singkat Desa Cimekar

Profil Singkat Desa Cimekar

Gambaran Umum Desa Cimekar

Secara geografis Desa Cimekar merupakan daerah yang keadaan wilayahnya datar berbukit dan berada di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Secara Historis Desa Cimekar merupakan pemekaran dari Desa Cinunuk, Kecamatan Ujungberung, Kabupaten Bandung pada tahun 1982. Pada Pertama kali Desa Cimekar melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) pada tahun 1984.

Visi dan Misi

Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi mempunai Visi yaitu "TERWUJUDNYA MASYARAKAT DESA CIMEKAR YANG (UTAMA) UNGGUL, SEJAHTERA DAN MANDIRI MELALUI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA YANG BAIK BERLANDASKAN NILAI-NILAI AGAMA, BUDAYA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN" dan Misi Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi yaitu:
  1. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan, pengembangan, kerukunan umat beragama dan harmonisasi ulama, umaro dan masyarakat;
  2. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah desa dan kualitas pelayanan kepada masyarakat;
  3. Meningkatkan dan menumbuh kembangkan swadaya dan gotong royong masyarakat dalam pembangunan desa;
  4. Memberdayakan potensi masyarakat desa dan meningkatkan daya saing dan kemandirian desa;
  5. Mewujudkan ketersediaan dan peningkatan prasarana dan sarana fasiltas umum;
  6. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup.
Kondisi Geografis

A. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Cimekar ± 471,705 Ha yang terdiri dari :
  • Pemukiman : ± 230  Ha
  • Sawah : ± 108,4 Ha
  • Ladang : ±  84,839 Ha
  • Pekarangan : ±  39  Ha
  • Kolam : ± 8,216 Ha
  • Kuburan : ± 1,250 Ha
B. Batas Wilayah

Desa Cimekar terletak pada ketinggian rata-rata 600 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 26 - 28 oC.

Batas-batas Desa Cimekar:
  • Sebelah Utara : Desa Cibiru Wetan
  • Sebelah Timur : Desa Cileunyi Kulon
  • Sebelah Selatan : Desa Tegal Sumedang
  • Sebelah Barat : Desa Cinunuk
C. Jarak tempuh ke lokasi Pemerintahan:
  • Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 1,5 Km
  • Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 34 Km
  • Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 20 Km

Profil Singkat Desa Cimekar
Perbukitan Desa Cimekar - Dok. Pemerintah Desa Cimekar

Profil Singkat Desa Cimekar
Area Persawahan Desa Cimekar - Dok. Pemerintah Desa Cimekar

Wilayah Desa Cimekar

Desa Cimekar terbagi menjadi 5 (Lima) wilayah Dusun dan setiap dusun diayomi oleh Kepala Dusun (KADUS), 32 (Tiga puluh dua) Rukun Warga (RW) dan 170 (Seratus tujuh puluh) Rukun Tetangga (RT), yaitu:

Dusun I terdiri dari 8 RW
  • RW 03 Kp. Tagog Kulon dengan jumlah Rt = 8 RT
  • RW 04 Kp. Tagog Wetan dengan jumlah Rt = 4 RT
  • RW 15 Kp. Tagog Kidul dengan jumlah Rt = 6 RT
  • RW 23 Komp. Bumi Panyawangan dengan jumlah Rt = 7 RT
  • RW 29 Komp. Permata Biru dengan jumlah Rt = 6 RT
  • RW 30 Komp. Bumi Orange dengan jumlah Rt = 6 RT
  • RW 31 Komp. Bumi Orange dengan jumlah Rt = 7 RT
  • RW 32 Komp. Bumi Orange dengan jumlah Rt = 6 RT
Dusun II terdiri dari 7 RW
  • RW 01 Kp. Margamulya dengan jumlah Rt = 4 RT
  • RW 02 Kp. Babakan Pandan dengan jumlah Rt = 6 RT
  • RW 05 Kp. Cikalang dengan jumlah Rt = 4 RT
  • RW 06 Kp. Pasirkawung dengan jumlah Rt = 8 RT
  • RW 14 Kp. Babakan Cikeruh dengan jumlah Rt = 4 RT
  • RW 17 Kp. Pasantren dengan jumlah Rt = 3 RT
  • RW 19 Kp. Goyang dengan jumlah Rt = 4 RT
Dusun III terdiri dari 5 RW
  • RW 07  Kp. Sukahaji dengan jumlah Rt = 7 RT
  • RW 08 Kp. Pasirwangi dengan jumlah Rt = 5 RT
  • RW 18  Komp. Bina Karya II dengan jumlah Rt = 7 RT
  • RW 21 Komp. Bukit Mekar Indah dengan jumlah Rt = 7 RT
  • RW 27 Kp. Sukahaji Kidul dengan jumlah Rt = 5 RT
Dusun IV terdiri dari 7 RW
  • RW 09 Kp. Cisitu dengan jumlah Rt = 5 RT
  • RW 11 Kp. Pasirpari dengan jumlah Rt = 5 RT
  • RW 13 Komp. Bina Karya I dengan jumlah Rt = 5 RT
  • RW 24 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 8 RT
  • RW 25 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 6 RT
  • RW 26 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 5 RT
  • RW 28 Komp. Manglayang Regency dengan jumlah Rt = 4 RT
Dusun V terdiri dari 4 RW
  • RW 10 Kp. Sukamaju dengan jumlah Rt = 5 RT
  • RW 12 Kp. Sekejengkol dengan jumlah Rt = 2 RT
  • RW 16 Kp. Sekecariu dengan jumlah Rt = 5 RT
  • RW 20 Komp. Villa Bandung Indah dengan jumlah Rt = 2 RT
  • RW 22 Komp. Bumi Langgeng dengan jumlah Rt = 4 RT
[Sumber: Pemerintah Desa Cimekar]
Share:

Gambaran Umum Desa Cileunyikulon

Gambaran Umum Desa Cileunyikulon

Kondisi Geografis

Secara geografis Desa Cileunyikulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, terletak pada Koordinat 106” 36 BT dan 5 – 50 LS, Iklim wilayah Desa Cileunyikulon di pengaruhi oleh iklim pegunungan di sekitarnya. Dan secara administratif, Desa Cileunyikulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, berbatasan dengan :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Manglayang/Desa Cibiruwetan.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cileunyiwetan.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tegal Sumedang.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cimekar.
  • Ketinggian dari permukaan laut + 750 m.
  • Banyaknya curah hujan + 2275,50 mm/tahun.
  • Tofografi dataran tinggi.
  • Suhu udara rata-rata + 24 – 30 oC
Jarak orbitasi Pemerintahan:
  • Dari Pemerintah Kecamatan berjarak : + 0,5 KM
  • Dari Pemerintah Kabupaten berjarak : + 37 KM
  • Dari Pemerintah Propinsi berjarak : + 18 KM
  • Dari Pemerintah Pusat berjarak : + 154 KM
Demografis

Desa Cileunyikulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, mempunyai luas wilayah + 489,174 Ha, dengan luas menurut penggunaannya sebagai berikut :
  • Luas pemukiman : 157.66 ha/M2
  • Luas persawahan : 115 ha/M2
  • Luas perkebunan : 99 ha/M2
  • Luas kuburan : 0.40 ha/M2
  • Luas pekarangan : 104 ha/M2
  • Luas taman : 1.50 ha/M2
  • Perkantoran : 0.11 ha/M2
  • Luas prasarana lainnya : 11.5 ha/M2
  • Total luas : 489.174 Ha/M2
Terbagi dalam wilayah administratif 8 Dusun, 26 Rukun Warga (RW) 115 Rukun Tetangga (RT), Jumlah penduduk Desa Cileunyikulon akhir Desember 2013 sejumlah 21.230,- jiwa, Jumlah Kepala Keluarga 5.865,- (KK) dengan rata-rata kepadatan penduduk 230 jiwa/per km dan Laju Pertumbuhan Penduduk ( LPP ) ± 2 %.

Peta Wilayah Desa Cileunyikulon

Gambaran Umum Desa Cileunyikulon, peta desa cileunyikulon

[Sumber: Pemerintah Desa Cileunyikulon]
Share:

Nu Matak Muringkak di Majingklak

Karya Nyi Roro

Nu Matak Muringkak di Majingklak, warta cileunyi
Ilustrasi: Agus Mulyana
Taun tujuh puluh dapalanan, kuring kapeto jadi ketua senat di kampus salah sahiji paguron luhur di Bandung. Sakumaha nu geus direncanakeun ti anggalna yén bakal diayakeun bakti sosial di wewengkon Majingklak, nyaéta hiji lembur nu pernahna di sabudeureun Nusa Kambangan, Rawa Lakbok - Ciamis.

Sakumaha ilaharna mun rĂ©k ngayakeun bakti sosial, samĂ©mĂ©h prak kudu ditingali heula kaayaan lemburna, ceuk basa Indonesia tĂ©a mah “survey lokasi”. Nu miang ukur tiluan, kuring, Anto jeung Satrio. Anto bari ngagandong ransel tumpak  motor Honda CB, kuring diboncĂ©ng ku Satrio kana motor BMW.

Indit ti Bandung bada lohor. Nepi ka hiji lembur nu teuing naon ngarana, wanci geus ngagayuh ka Magrib. Kuring jeung babaturan ngaraso bari dalahar heula di hiji warung di sisi jalan.

“Pa, upami badĂ© ka Majingklak ti palih dieu teras kamana nya?” kuring nanya kanu boga warung.

“Dupi EncĂ©p ti palih mana tĂ©a? BadĂ© aya pikersaeun naon ka Majingklak sosontenan kieu?” tukang warung kalahka malik nanya bari kerung.

“Ti Bandung, Pa. Tos paheut jangji, badĂ© ngadeuheusan ka Pa Kuwu Majingklak. Aya peryogi,”walon kuring bari tuluy ngaregot gelas eusi cientĂ©h haneut.

“Ti palih dieu mah aya dua jalan. Nu hiji ngalangkungan gunung kapur tapi rada tebih. Jalan nu hiji deui mah caket, mipir-mipir walungan Citanduy. Atuh tos wengi kieu mah saĂ©na mending kĂ©nĂ©h karulem di dieu. “Énjing diteraskeun deui,”ceuk tukang warung.

“Naha kunaon kitu Pa?” Satrio nanya.

“SanĂ©s nyingsieunan Bapa mah. Urang dieu ogĂ© tara aya nu wantuneun wengi-wengi ngulampreng ka dinya. Komo ayeuna mah malem Juma’ah ping 1 Kaliwon deuih. Bilih kumaha onam,” ceuk tukang warung  hariwangeun.

Gebeg, enya geuning ayeuna malem Juma’ah! Kuring silih pelong jeung Satrio, tuluy ngarĂ©rĂ©t ka Anto.  Tapi dasar si Anto budak Wanadri tĂ©a… wanian!

“Halakh, sieun ku naon atuh? Da urang ka dieu tĂ©h boga niat alus. KĂ© geus Isa mah hayu urang arindit! Bisi kapeutingan mantĂ©n!” ceuk si Anto bari cacamuilan ngadahar gorĂ©ngan. Dikitukeun mah kuring Ă©lĂ©h dĂ©Ă©t. Ba’da Isa, kuring tiluan amitan ka tukang warung.

Najan reyem-reyem ngan ukur dicaangan ku sorot lampu motor, kuring masih bisa nitĂ©nan kaayaan sakurilingna. Mimiti mah enya kaciri jalan nu disorang tĂ©h, di beulah kenca walungan Citanduy tĂ©a. Di beulah katuhu kebon eurih mani jarangkung. Katingali ti kajauhan aya sababaraha imah  nu rada paanggang. Tapi, beuki lila geus teu katingali di beulah katuhu aya imah, da euweuh listrik nu hurung.

Kaayaan jalan nu leutik ngabalukarkeun motor teu bisa sajajar. Antukna motor kuring ti heula, dituturkeun ku motor Anto. Kaayaan sepi jempling, iwal ti sora motor jeung gaang nu réang. Di satengahing jalan, kasebrot ku lampu motor ti lebah hareup katingali aya jelema keur leumpang.

Ningali aya motor ti tukang, éta jelema nyisi méréan jalan. Reg, motor kuring eureun dituturkeun ku motor Anto.

“Mang, badĂ© angkat kamana?” ceuk kuring nanya ka Ă©ta jelema.

“AĂ©h Jang, Emang badĂ© ka tungtung lembur. Numawi ieu tĂ©h kawengian wangsul ti dayeuh. Kumargi hoyong tĂ©rĂ©h dugi, nya kapaksa baĂ© nikreuh,”ceuk Ă©ta lalaki tengah tuwuh.
“Geuning urang sajurusan Mang? Hayu atuh, ngiring baĂ© kana motor abdi,” ceuk Anto nawaran. Éta lalaki nu ngawanohkeun manĂ©h ngarana Ahrom, katangen mani atoheun pisan.

“Jang, tos baĂ© dugi ka dieu. Tuh, rorompok Emang mah palih ditu,”ceuk Mang Ahrom nunjuk ka sababaraha imah nu pernahna di lebakkeun jalan, katingali aya cĂ©lak cĂ©lak obor di hareupeun hiji imah.

“Har, ituh Emang… manawi tĂ©h badĂ© ngajajapkeun abdi dugi ka ditu? Énjing nembĂ© mulih deui sasarengan ka dieu,” ceuk Anto ngalengis hayang dianteur.

“Moal Jang, karunya ka barudak Emang pasti geus narungguan olĂ©h-olĂ©h. Omat nya Jang, ti dieu terus wĂ©h mapay jalan satapak. KĂ© di palebah pengkolan kudu ati-ati, didinya aya batu peuntaseun walungan. Tah, di dinya tĂ©h paragi munjung keur jalma-jalma nu hayang tĂ©rĂ©h beunghar. KadĂ© ulah wani wani tunyu-tanya ka saha baĂ© oge. Mun manggih jeung naon waĂ© tong dipalirĂ©,” ceuk Mang Ahrom mĂ©re pepeling bari tuluy amitan.

Dius deui kuring tiluan indit. Enya waé, di lebah péngkolan mani nyambuang seungit menyan jeung kekembangan. Bulu punduk ngadak-ngadak maruringkak mani asa kandel. Kagok jauh, kebat baé. Lempeng, teu luak lieuk.

Kasorot ku lampu motor katingali aya aki-aki maké baju hideung, sirahna maké iket, disoléndang sarung. Aya nu matak hémeng, kuduna mah geus sakitu kakolotanana éta aki-aki teh leumpangna bongkok, tokroh-tokroh kundang iteuk. Ieu mah alah batan budak ngora jagjag belejag, leumpangna gé bari acleng-aclengan jiga nu ngajlengan batu-batu tincakeun.

Reg éta aki-aki eureun, tuluy nulak cangkéng. Pameunteuna baketut haseum. Halisna nu geus huisan duanana carengkat. Durilak-durilak, éta panon aki-aki ngadurilak. Durilak ka Satrio, tuluy ka kuring, panungtungan ka Anto.

Di tukangeun éta aki-aki aya wanoja leumpang, tapi naha siga nu ngageuleuyeung? Beuki lila beuki deukeut. Gusti! Karék harita kuring ningali aya wanoja sakitu geulisna. Éta wanoja maké raksukan kabaya bodas siga pangantén. Rambutna nu panjang ngarumbay katebak angin. Aya siger nu patinggurilap dina sirahna.. Leungeunna nu curentik nyekel tungtung karémbong, lir putri turun ti kahyangan
Panon putri nu cureuleuk mencrong seukeut. Halisna ngariut, pameunteuna siga nu bendu. Motor nu keur ditumpakkan ku kuring rada gagalĂ©ongan, cigana pipikiran Satrio teu bisa museur. Inget kana pĂ©pĂ©ling Mang Ahrom, kuring nepak tonggong Satrio bari ngaharewos nompo kana ceulina, “Yo! Istigpar euy! Lempeng, tuluy ka hareup!”.

Kuring tiluan keukeuh nyekel papatah ti Mang Ahrom, daék teu daék maju ngadeukeutan Si Aki jeung Nyi Putri. Dua rombongan adu hareupan, sarua pada-pada arembung éléh. Kasebrot ku lampu motor panon si Aki beuki molotot, bahamna kekerot, leungeunna tipepereket siga nu hayang ngerekeb-ngerekeb baé.

Satrio ngagas motorna, nyakitu deui Anto. Si Aki jeung Nyi Putri beuki lila beuki deukeut... beuki deukeut... beuki deukeut... Kuring geus teu kuat awahing ku sieun. Awak ngadegdeg. Biwir kekerenyeman maca sagala rupaning susuratan. Panon dipeureumkeun. Teu lila... Wush! Wush! Karasa, aya angin dua kali ngahius.

Sanggeus rada jauh, kuring tiluan eureun heula bari silih pelong tapi euweuh nu ngomong sakemék-kemék acan. Reuwas kareureuhnakeun. Gerung deui motor nu ditumpakkan nuluykeun deui lalampahan. Aya kana satengah jamna, di hareup katingali ting kariceup cahaya obor. Ceuk kira-kira kuring mah, sigana éta lembur Majingklak.

Alhamdulillan, teu lila anjog ka nu di tuju, geus loba jelema ngagimbung marawa obor. Ujug-ujug aya lalaki rada kolot nyampeurkeun ka kuring tiluan.

“Wilujeng sumping CĂ©p, syukur tos salalamet mah. Bapa kenging wartos ti Pa Camat yĂ©n badĂ© aya tamu mahasiswa ti Bandung. Urang dieu mani tos Ă©lĂ©kĂ©sĂ©kĂ©ng, dareudeupeun. Ari manawi tĂ©h badĂ© sarumping sonten bada Ashar, ari pĂ©k tos badĂ© tengah wengi geuning? ”sihorĂ©ng Pa Kuwu nu ngabagĂ©akeun. Kuring jeung babaturan ukur imut bari nyolongkrong ngajak sasalaman ka pribumi.
Pa Kuwu langsung ngahaturanan ngarereb di imahna.

Sajeroning leumpang Pa Kuwu culang-cileung siga nu sieun aya nu ngadĂ©ngĂ©eun. Manehna tuluy nanya lalaunan,“SanĂ©s CĂ©p, dupi tadi di jalan teu mendak nanaon? Pan ayeuna tĂ©h malem Juma’ah Kaliwon. Tara aya pamayang nu unggah ka laut, da Nyi Putri nu ngawasa laut kidul sok ngaroris jalan-jalan dirĂ©ncangan ku badĂ©gana nu tos aki-aki”. Kuring, Satrio jeung Anto teu ngajawab, kalahka ngadon papelong-pelong.

***

Saung Indung, 30 September 2013

[Sumber: ManglĂ© Online]
Share:

Abah jeung Laptop

Karya Hikmat Nugraha

Abah jeung Laptop, warta cileunyi
Abah Dira andekak sila nyanghareupan parukuyan, nyeungeut menyan, mapatkeun ajian keur ngalawan nu cenah rĂ©k neluh pasĂ©nna. Karasa siga aya tĂ©mbakan nu malikkeun deui, manĂ©hna ngarumpuyuk. Karasa teu ngarareunah. Dicobaan deui, teu bisa hudang. Teuing saha nu wani-wani ngalawan ka manĂ©hna, pokna ngomong sorangan.  Abah Dira aduh-aduhan nyekelan dadana. ManĂ©hna maksakeun hudang tuluy ngadeukeutan pasĂ©nna.

" Sabar wé heula, nya Jang, engké urang akalan deui," pokna. Pasénna mulang. Abah nyampeurkeun Adun, nu keur ngetik.

“Eta tĂ©h barang naon Jang?”cĂ©k Bah Dira.

“Laptop, Bah.”

“Bisa neluh teu?"

“Nya teu tiasa atuh Abah!”

“Lamun hayang loba pasĂ©n bisa makĂ© laptop teu?"

“Tah mun Ă©ta tiasa. Keun ku abdi dipangdamelkeun facebook, twitter jeung instagram ogĂ© Whats Ap-na. Tenang wĂ© Abah mah nu penting seueur pasĂ©n.”

Dina facebook Adun masang iklan siga kieu:

Hoyong lancar sagala rupa datangan Abah Dira di Kampung Soméah Babakan Janglar. Dijamin tokcer!

Enya wé teu lila sanggeus nyieun iklan dina facebook, rabul nu daratang. Lolobanana mah ibu rumah tangga nu pegat jeung salakina. Hayang jodo deui cenah mah.

Krang-kring  HP tĂ©h, beuki rabul nu datang ka imah, saprak dipangnyieunkeun facebook, twitter jeung instagram ku Adun incuna

“Bener,  Jang, cĂ©kgur ogĂ© nya saran silaing!”

“Ngaliwatan mĂ©dia sosial mah gampang atuh Abah. Tong boro di daĂ©rah urang. Dalah luar negri gĂ© bisa.”

“Maksudna?"

“Lamun Abah hoyong pasĂ©n ti luar negri minimal basa Inggrisna kudu fluently.”

“Naon tatĂ©h?”

“Lancar. Kumaha wĂ© mun Abah nyarios basa Sunda.”

“Abah mah hayang Ă©ta, Dewi Anggraeni jeung Radiul pasĂ©nna.”

“Kedah berteman heula atuh Bah jeung Ă©ta dua artisna.”

“Kudu diubaran Ă©ta dua mahluk awĂ©wĂ© tĂ©h sabab aya energi negatip dina awak duanana. Minimal kudu diberesihan.”

“Kumaha carana?”

“ErhaĂ©s, atuh Jang.”

Bener wĂ© beuki dieu Abah Dira beuki kajojo ku laptop utama facebook, sanajan dibantuan ngetikna ku Adun.  PasĂ©n beuki ngalobaan. Abah Dira teu bisa nahan. Antukna jadi pecandu facebook. Adun ngantep akina ayeuna mah, da tinggal mencĂ©t program. Tuluy wĂ© Abah Dira sina anteng facebook- an.

Unggal poé saméméh indit ka kampus, Adun muka heula laptop keur Abah Dira digawé. Da ayeuna mah Abah geus ninggalkeun parukuyan nu eusina menyan jeung sabangsaning kembang ku facebookan jeung twitteran.

Abah Dira ngahuleng. Bingung. Sabab aya pasén nu ti luar nagri téa. Pilipina jeung Bulgaria. Mangkaning teu ngarti deuih basana.

“TĂ©ga nya Si Adun ka Abah, urusan nu kieu diantep.”

Tungtungna mah layar laptop téh diantep hurung terus. Da jam geus manjing ka soré, diantep teu dipareuman laptop téh da teu bisa mareumanana. Cicing wé Abah Dira dina tepas bari narima sms ti pasén-pasénna, nepi ka Adun balik.

“Bah, hurung kĂ©nĂ©h geuningan laptopna.”

“Duka tĂ©h teuing. Abah mah teu bisa mareumanana.”

“Tinggal klik program jeung klik shutdown wĂ© Bah.”

“Ah lieur.”

“Kumaha Abah hasil facebookan tĂ©h?”

“Teu katahan. Murudul. Loba teuing.”

“Tadina pan hoyong seueur pasĂ©n. Geus seueur Abah mah kalahka ngarahuh.”

“Alus-alusna mah makĂ© laptop tĂ©h. Ngan dina teu bisana kawas kamari. Lieur Abah mah. Meugeus ah Abah mah rĂ©k ninggalkeun laptop forever,” cĂ©k Abah Dira.

“Eta-Ă©ta Si Abah basana gaul,” cĂ©k Adun.

“Pan diajar ti silaing,” tĂ©mbah Bah Dira.

Saprak loba pasĂ©n Abah Dira geus teu kaburueun ngaroris dirina. Antukna Abah Dira gering parna. Awakna garing, begang deuih. Panonna celong. Nu tatamba teu apaleun kana kaayaan dirina. Abah Dira mikir, enya ogĂ©  pasĂ©n beuki loba, duit beuki metet dina kantongna, tapi ari matak gering mah mendingan balik deui ka baheula, sila ipis bari ngadagoan parukuyan.

“Abah Dira aya?” cĂ©k pasĂ©n nu rĂ©k tatamba.

“Nuju tapa heula milarian ilapat,” ceuk Adun.

Lila-lila mah loba nu panasaran naha Abah Dira tara praktĂ©k deui? Naha Abah Dira gering atawa memang keur sibuk pisan?  Adun mah tetep wĂ© ngajawabna tapa heula. Padahal mah Adun gĂ© apaleun pisan kana kaayaan Abah Dira nu teu mirosĂ©a diri demi duit.

Dasar kudu katohyan, pasén awéwé nu ngaranna Nyai Edas ujug-ujug datang ka imah Abah Dira. Katempo Abah Dira keur ngagolér bari disimbut kandel. Humarurung. Humaregung.

“Sampurasun,” cĂ©k Nyi Edas.

“RampĂ©Ă©s,” cĂ©k Abah Dira.

“Geuningan Abah tĂ©h aya.”

“Ceuk saha euweuh?” TĂ©mbalna, rada ambek.

“Incu Abah, nyebutkeun pajar Abah keur tatapa heula nĂ©angan ilapat,” cĂ©k Nyi Edas deui.

“Lain atuh Nyai, Abah tĂ©h geus saminggu ieu gering. CapĂ© teuing ngubaran.”

“Har, piraku tukang tutulung gering?”

“Da jelema atuh Nyai, Abah teh.”

 Nyai Edas teu jadi tatamba mĂ©nta ubar ka Abah Dira ningali kaayaan kitu mah. Nyai Edas balik deui ka imahna.

“RĂ©k kumaha bisa ngubaran batur, manĂ©hna gĂ© gering, teu bisa ngubaran,” cĂ©k Nyai Edas.

Abah Dira terus mikiran diri naon ubarna sangkan kuat deui, tur bisa 'praktek' deui. Da ayeuna mah teu bisa nanaon. Abah Dira bati ngahuleng loba pasén nu teu datang deui ka imahna. Abah Dira inget kana mimiti nulungan nu susah tara ieuh gering parna kawas ayeuna.

Abah Dira neuteup laptop ti kamar nu geus maturan keur nĂ©angan kipayah sapopoĂ©. Laptop ayeuna dipakĂ© deui ku Adun nu bogana. Laptop nu mĂ©rĂ© rejeki leuwih ti batan parukuyan. Laptop dibawa deui ka kamar Adun. Keur facebookan, twitteran nepi ka jam dua belas peuting. Laptop tetep hurung teu dipareuman ku nu bogana. Abah Dira tetep cicing di kamarna nyanghareupan parukuyan nu eusina menyan. Teu poho duwegan jeung sabangsaning kekembangan. Laptop geus teu maturan deui  Abah Dira ayeuna mah. Tapi pasĂ©n lebeng tacan aya nu datang deui.

***

Panglawungan 13

[Sumber: Mangle Online]
Share:

Samoja Kembangan Deui

Karya Cucu Rahmat

Samoja Kembangan Deui, warta cileunyi
Ilustrasi: Agus Mulyana
“Ari Inez ku naon sih? Hallooww… ditingali ti tatadi meuni taya ka capĂ©. Ngawut-ngawut pakĂ©an tangka pabalatak kitu dina kasur. Murudulkeun eusi lomari. Ukur diteuteup, terus ditilepan, diasupkeun deui kana lomari. Ayeuna ngasupkeun alat-alat kacantikan kana koper, geus ngĂ©ntĂ©p dikaluarkeun deui, capĂ© dĂ©Ă©Ă©hhh…” Éva norowĂ©co bari nepak tarang.

 “Keur galau Év...”

“Maksud loh?” Éva nengetan baju-baju sexy—anu dipisahkeun jeung baju-baju anu nyopan.

“Teuing ah…”

“Jadi dong mudik taun ayeuna?” Éva ngarongkong gamis bodas nang meuli kamari di ITC, laju dangdak-dĂ©ngdĂ©k hareupeun eunteung.

“Bingiiittt! Tapi…,”

“Aya naon bĂ©b?” Éva mencrong.

Ngabetem.

“Ngobrol atuh..?”

“Teuing aahh…”

Éva anteng deui dangdak-déngdék hareupeun eunteung.

“Geulis nya, Éva? Bodo wĂ© kang Adnan mah.” semu ogo.

Kuring neuteup Éva. Enya, pangawakanana alus pisan. Sampulur. Geulis bawana ngajadi.

Tapi kĂ©tah, kuring gĂ© teu Ă©lĂ©h ku Éva, sarua geulisna, sarua sampulurna. Malahan mah bĂ©da sed meunang kuring saeutik, rada jangkung. Matak mun makĂ© high heels tĂ©h, pangjangkungna wĂ©. ‘Bagus ih… kamu mah jangkung, teu cara AmĂ©l, semampai…’ bari rut rĂ©t ka luhur ka handap. ‘Naon sih semampai tĂ©h?’ Éva ngajanggilek. ‘SemĂ©ter tak sampai hahaha...’ kitu mun Éva jeung AmĂ©l geus ngagonjak tĂ©h.

“Nez…, ieu kanggo si ema. Iraha-iraha AmĂ©l hoyong amengan ka bumi Inez, hoyong pendak sareng ema Inez.” AmĂ©l norojol bari mawa kado dikĂ©rĂ©sĂ©kan.

“Nuhun MĂ©l. Gampang, kontĂ©k-kontĂ©k wĂ©.”

“AmĂ©l gĂ© bakal indit ti dieu. Hayang leupas. Hayang hirup anu bener. CapĂ© ngagugulung waĂ© napsu.”

“Éva ogĂ©…”

“Sukur atuh. Mudah-mudahan urang sarĂ©rĂ©a aya dina panangtayunganana.”

“Amiinn…” rĂ©ang.

Kuring, Amél jeung Éva siligabrug. Salila dua taun hirup saimah, susah senang babarengan. Ka mamana babarengan. Tapi ti mimiti isukan bakal papisah. Haté geus gilig rék milih jalan kahirupan nu bener, ngaleupaskeun jalan nu ayeuna keur disorang.

“Tuh hapĂ© sada. Bang Ér jigana mah.” Éva giak ngabĂ©jaan.

Lagu wedi karo bojomu meuni ngoncrang. AnĂ©h, kadĂ©ngĂ©na bet kawas anu ngalĂ©lĂ©wĂ©an ayeuna mah, padahal Ă©ta lagu tĂ©h karesep…

“Antep lah, males!”

“Naha?”

“Teuing aahh!”

“Angkat ku Éva, nya?”

Unggeuk.

“Halo…,”

“Éh… ulah kĂ©tah, kadieukeun!” buru-buru ngarawĂ©l hapĂ© dina leungeun Éva.

“Halo…”

“Halo… kumaha janten dianteur tĂ©h?”

“Euuu.., duka atuh nya.”

“Iiihh… sok atuh puguhkeun heula. Meungpeung tos nyieun alesan, dines ka luar kota.”

“Euuu…”

Pluk. Hapé leupas dina cekelan.

“Halow… haloowww…”

Ukur diteuteup...

“Halow… haloowww…”

“Kamu tĂ©h ku naon sih?” AmĂ©l mencrong.

Gideug lalaunan.

***

Réngsé tarawéh, muka jandéla.

Tadarusan rĂ©ang di unggal masigit, husu ngagungkeun asma-asma Ilahi. Ting jaraul, jujul mapakan alam luhur. Alam kasampurnaan mungguh PangĂ©ran. Alam di mana ngancikna Alal arsistawa, kanimatan anu tan wates wangen. Kanimatan anu salila ieu kaluli-luli. Kalah pogot ngudag-ngudag kanimatan anu leutik, napsu dunya. Emhh rumaos Gusti…

Sugan dina Romadon nu ayeuna, bisa ngumpulkeun deui kakuatan anu salila ieu ilang. Sanggup nyanghareupan anu sakuduna disanghareupan dua taun ka katukang. Bari ngaderes, ngahanca  deui tapak anu beresih.

Da geuning, dirasa-rasa kalah tambah nalangsa. Diantep-antep kalah beuki nyeuit. Mohaka karasana.

Aya kasono anu ngagalura, kawas neumbragan kikisik sagara. Aya raheut anu ngagaredat mapay-mapay rungga, garudawang. Mahalan nepi ka ayeuna nyerina can ilang. Kalah beuki nyiksa. Nanahan jeung lukutan.

“Bongan ngajurung napsu. Saha anu melak, saha anu ngala. HadĂ© pasti hadĂ©, gorĂ©ng pasti gorĂ©ng. Moal pahili.” harita ema ngaguk-guk bedah cimata.

Emaaa… Ineu sono ka ema…teu kiat nandanganana. Ineu ampun, moal sakali-kali deui kikieuan. Tobat, ampuunn… emaaa...

“Dodoja lain kudu dijauhan, angguran kudu disinghareupan kalayan sadrah. Tumamprak tumarima kana kadar, bongan urang salah lampah” leres kasauran ema, Ineu rumaos, kalah ngudag-ngudag kahayang, ngudag-ngudag kalangkang…
Treett… treeettt… treettt…

Hapé nu ukur maké nada getar disada.

Ditingali layarna. Sidik, bang Ér anu nelepon téh.

Treett… treeettt… treettt…

Ngarénghap jero pisan.

Treett… treeettt… treettt…

Lalaunan diangkat.

“Haloo…”

“Sia mangkelukna anu kumawani ngarebut salaki aing tĂ©h, hah?! Dasar ung…”

Gebeg!

“Sa…, saha ieu?” haroshos.

“Tangkurak sia! Api-api teu apal hah!”

Pluk! Hapé murag.

Gustiii…

***

Sapanjang jalan kawas keur lalajo sandiwara. Carita lawas piligenti narémbongan. Sababak-sababak ngalangkangan dina ingetan.

Basa kuring ngalajur napsu, ngarĂ©mpak kana sagala anu dicaram ku agama…

Basa ema kapiuhan ningali abah ngagegedur napsu. Nundung kuring—anak nu ngan hiji-hijina—teu sirikna kawas ka anak kirik…

Basa kuring jeung bang Ér susulumputan ti pamajikanana. Hirup pinuh ku nista jadi awĂ©wĂ© simpenan…

Basa…,

Geus! Dipungkas nepi ka dieu lalakon téh. Neukteuk leukeun meulah jantung. Carita nu ieu moal dibuka deui, komo dilakonan. Geus waktuna diganti ku kahirupan anu maslahat.

Treett… treeettt… treettt…

Ditingali layarna, nomer anyar.

Treett… treeettt… treettt…

Panasaran, laju diangkat.

“Halow…”

“Nez…, ieu bang Ér…”

Ngabetem.

“Inez di mana? Ning di bumi teu aya. Éva jeung AmĂ©l gĂ© sarua teu aya.”

Ngabetem.

“Nez…, waler atuh.”

“Entos wĂ©, bang. Jigana dugi ka dieu lalakon urang tĂ©h. Ulah ngarep-ngarep Inez deui.”

Hapé buru-buru dipaéhan.

Cimata bedah. Ngaguk-guk kanyenyerian. Tapi lain cimata kaduhung pédah pisah jeung bang Ér, tapi cimata kabungah. Ngucap sukur Alhamdulillah ka nu maha kawasa, boga tanaga pikeun eureun tina jalan anu teu munasabah.

Sanggeus nyusut cimata, rurusuhan turun tina mobil. Muru ka imah teu sirikna lumpat banget ku sono.

Kira-kira dua taun teu balik téh. Hayang ari balik mah, ngan teu bisa. Sabab sieun ku abah. Matak ti basa ditundung harita, hirup kadungsang-dungsang di Bandung. Pagawéan naon waé dilakonan keur numbu umur, teu paduli halal atawa haram. Nu ahirna papanggih jeung bang Ér di diskotik.

“Emaaa…”

“Emaaa…” muka panto kamar.

Di kamar suwung.

“Emaaa…!”

“Saha…?” nyelengkeung lebah dapur.

Mukakeun rérégan. Kasampak ema keur andiprek memener cangkang kupat.

“Emaaa..!! ieu Ineu, ma!!!” bari ngagabrug.

“Ineu? Ieu tĂ©h Ineu anak ema?”

“Muhun, ma.”

“Hatur nuhun, Gustiii…! Parantos mulangkeun anak ema. Hatur nuhun…”

Paungku-ungku…

Ukur cimata kuring jeung cimata ema nu bisa cacarita, mudalkeun sakabéh rasa. Lian ti éta taya nu sanggup ngagambarkeun kawas kumaha bungahna harita.

“KĂ©…” sanggeus sabarahalila.

“Abah hidep?” ema jiga nu surti.

Unggeuk.

“Iklaskeun…”

“Aya naon, ma?”

“Abah hidep geus taya dikieuna. Ti basa nundung hidep tĂ©h terus kagegeringan. Unggal poĂ© nyanyambat hidep.”

“Abaahh…, Gusti nu Agung!!!”

“Éta gĂ© kungsi nitahan jang ustad sangkan maluruh hidep di mana ayana, tapi welĂ©h taya laratan.”

“Abaaahh… hampura Ineu, bah…” ngajĂ©ngkat rĂ©k ka luar.

Ema geuntak ngahalangan.

“Geus bageur, sing kuat. Geus peuting ayeuna mah. Isukan rĂ©ngsĂ© solat ied cuang ka pajaratan…”

“Abah bakal ngahampura ka Ineu, kitu?”

“Balungbang timur, caang bulan opat belas. Kolot naon ngaranna lamun teu ngahampura ka anakna.” ema imut leleb naker.

Nurutan imut, bari nyusutan cimata.

***

Bulan mabra narawangan. Anteng nyaangan peuting.

Mun dipapantes, jigana keur ngagantung di luhureun pajaratan. Nyaangan samoja, nyaangan kuburan abah, jeung kuburan-kuburan anu séjénna.

***

17 romadon, 15714

[Sumber: Mangle Online]

Share:

Wednesday, August 19, 2015

Aher Ingin Segera Bangun Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya

Aher Ingin Segera Bangun Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya
Ahmad Heryawan - Dok. Tempo
WARCIL - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berencana mendaftarkan rencana pembangunan jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya pada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). "Sudah ada pra-FS (feasibility study), kami segera mendaftarkan ke BPJT supaya segera masuk ke dalam rencana pembangunan tol nasional," kata Heryawan di Bandung, Selasa, 21 Juli 2015.

Aher, panggilan Ahmad Heryawan, mengatakan, jalan tol itu bisa menjadi alternatif bagi pengguna kendaraan melewati jalur selatan. Saat ini, kata dia, arus angkutan Lebaran menyebabkan kemacetan di jalur selatan sulit diurai. “Mau geser ke sebelah mana, kiri jurang, kanan gunung,” kata Aher.

Menurut Aher, jalan tol itu akan melengkapi rangkaian jalur jalan tol di Jawa Barat. Di utara misalnya sudah rampung jalan tol Cikampek-Palimanan atau Cipali. Lalu di jalur tengah ada jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu yang dijadwalkan beroperasi 2017. “Jalan tol Cisumdawu akan bertemu dengan jalan tol Cipali di Dawuan, di dekat Bandara Kertajati yang sedang dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” kata dia.

Aher menuturkan, saat angkutan Lebaran ini, jalur selatan di kawasan Garut misalnya, menjadi lokasi pertemuan arus mudik lokal, arus wisatawan, arus mudik dari Jawa Tengah, yang sengaja lewat selatan, yang seluruhnya bertemu di Nagreg. “Yang kelihatan cukup macet itu di kawasan Garut secara umum,” kata dia.

Menurut Aher, pembangunan jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya ditaksir menembus Rp 12 triliun. Soal pembiayaan pembangunannya, dia mengaku akan mengusulkan pada Presiden Joko Widodo menggunakan skema crowd funding.

Dia menjelaskan, skema crowd funding itu dengan mengumpulkan duit dari semua pegawai negeri sipil dari seluruh Indonesia yang jumlahnya 6 juta orang itu masing-masing Rp 100 ribu. Gantinya mereka menjadi pemegang saham jalan tol itu. “Saya mau ngomongin ke Pak Jokowi,” kata Aher.

Catatan Tempo, rencana jalan tol itu muncul sejak tahun 2013. Kepala Bappeda Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja mengungkapkan, rancangan awal jalan tol Citas atau Cileunyi-Tasikmalaya sudah rampung. “Desain awal sudah selesai, rutenya sudah. Panjang 70 kilometer,” kata dia di Bandung, Senin, 2 September 2013.

Menurut dia, dalam rancangan itu, rute jalan tol akan dimulai dari eksit tol baru di jalan tol Padalarang-Cileunyi, di KM 150 selepas Gede Bage, menuju Limbangan, Garut. Jalan tol itu dirancang bersebelahan dengan jalan raya yang sudah ada mulai dari lingkar Nagreg, Limbangan, Gentong, serta berakhir di Rajapolah, Tasikmalaya. “Di Rajapolah itu exit pertama,” kata Deny.

Deny mengatakan, berbeda dengan jalan tol yang ada, jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya dirancang untuk mendorong terbentuknya pusat pertumbuhan baru di selatan Jawa Barat. “Kalau jalan tol yang lain seperti Soroja, Cisumdawu, itu dibuat karena jalan yang ada sudah macet,” kata dia.

Deny mengatakan, jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya sengaja dirancang untuk menjadi jalan tol perdana untuk membuka jalan tol yang lebih panjang lintasannya. Dia mengungkapkan, jalan tol itu bakal menjadi cikal bakal jalan tol lintas tengah selatan Jawa Barat, hingga ke perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah di Banjar. “Tapi kami mulai sampai sini (Rajapolah) dulu,” katanya. [Tempo.co]
Share:

Wednesday, May 20, 2015

Mengatasi Data Flashdisk yang Hilang karena Virus

Mengatasi Data Flashdisk yang Hilang karena Virus
Warta Cileunyi -- Flashdisk merupakan salah satu penyimpanan data sementara yang paling digandrungi saat ini. Flashdisk juga digunakan untuk transfer data dari satu perangkat komputer ke perangkat komputer lainnya.

Bagaimana jadinya jika dalam proses transfer data tersebut datanglah virus yang tidak diundang sehingga masuk ke dalam flashdisk kita. Salah virus yang sering masuk adalah virus shortcut (red).

Serangan virus ini ditandai dengan berubahnya data-data dalam flashdisk menjadi sekumpulan shortcut. Pernahkah mengalami kejadian macam ini? Jika ya, kami memiliki cara untuk mengatasinya. Sebenarnya cara ini sudah banyak yang membagikan di internet, tapi semoga artikel ini lebih mudah dicerna.

Berikut langkah-langkah mengatasi virus shortcut:

1. Klik Start > Pilih Run (atau tekan Windows + R) > Lalu ketik CMD atau Command Prompt kemudian tekan Enter.
2. Setelah muncul jendela CMD, ketik drive flashdisk Anda dengan tambahan tanda titik dua ":". Misalkan drive flashdisk Anda F, maka ketik F: lalu tekan Enter.
3. Sekarang Anda berada di dalam drive flashdisk yang tadi dipilih, ketik dir lalu tekan Enter.
4. Langkah berikutnya adalah ketik script seperti berikut ini:

attrib –s –h –r /s /d

5. Setelah diketik, tekan Enter.

Tunggu sebentar nanti akan muncul script drive flashdisk pada Command Prompt, misalnya E:>. Itu tandanya proses pengembalian data sudah beres.

6. Terakhir, buka My Computer lalu lihat isi flashdisk-nya sudah kembali atau belum? Biasanya tersimpan dalam folder tanpa nama. Wassalam.

Gambar: Jurnal Rozak
Share:

Profil Singkat Kecamatan Cileunyi

Profil Singkat Kecamatan Cileunyi
Warta Cileunyi -- Cileunyi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Cileunyi terletak di perbatasan antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang. Cileunyi pun merupakan ujung akhir dari Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi). Berdasarkan data tahun 2008, jumlah penduduk di Kecamatan Cileunyi adalah 124.128 jiwa dengan kepadatan penduduk 275 jiwa/km².

Sejarah

Cileunyi berasal dari kata Cai yang artinya air dan Lunyu yang artinya Jernih. Konon dahulu kala tepat di depan terminal Cileunyi ada sumber mata Air yang sangat jernih, berada tepat di bawah pohon beringin besar yang berada di depan terminal (Sumber: H. Muchtar bin Syukri, Alm). Saking jernihnya mata air tersebut maka sering disebut Cai-Lunyu yang akhirnya diserap menjadi kata Cileunyi yang menjadi nama salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung.

Visi dan Misi

Visi SKPD Kecamatan Cileunyi

Terwujudnya Kecamatan Cileunyi "MASAGI" ( Maju, Mandiri, Berdaya Saing dan Inovatif) melalui penyelenggaraan pelayanan "PASTI" ( Pasti Produknya, Pasti Syaratnya dan Pasti Waktunya)

Misi SKPD Kecamatan Cileunyi

  • Optimalisasi penyelenggaraan Pelayanan Prima terhadap Masyarakat. 
  • Optimalisasi Koordinasi dalam mendukung Aselerasi dan Aksesibilitan  pelaku UKM dan Mikro terhadap Peningktan produk Kelas Lokal. 
  • Optimalisasi Koordinasi Pemanfaatan Ruang 
  • Optimalisasi Koordinasi Peningkatan Potensi Pendapatan Asli Daerah 
  • Optimalisasi Fasilitasu dan Koordinasi Intervensi Program Pengentasan Pemiskinan di Pedesaan. 
  • Fasilitasi dan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 
  • Optimalsasi Fasilitasi dan Koordinasi Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat berbasis kearifan lokal. 

Alamat Kantor

Jalan Raya Percobaan No.39,  Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Kelurahan/Desa di Kecamatan Cileunyi

Kecamatan Cileunyi memiliki 6 (enam) Kelurahan atau Desa, antara lain:

  • Cileunyi Kulon
  • Cileunyi Wetan
  • Cimekar
  • Cinunuk
  • Cibiru Wetan
  • Cibiru Hilir

Struktur Organisasi Kecamatan Cileunyi (2013)

Download

Rujukan : Situs Resmi Kabupaten Bandung | Wikipedia

:: Kirimkan data lainnya mengenai Cileunyi untuk melengkapi informasi dalam blog ini melalui laman kontak atau email ke wartacileunyi.kirim@blogger.com.
Share:

Cinunuk, Desa Wisata Budaya Sunda

Cinunuk, Desa Wisata Budaya Sunda
Warta Cileunyi -- Desa Cinunuk di Kecamatan Cileunyi berada di timur Kabupaten Bandung. Memiliki tempat wisata seni dan budaya di Jalan Cijambe-Cibolerang, Kampung Cibolerang No. 52, RT 1, RW 9. Kampung Seni dan Wisata Manglayang merupakan tempat untuk menikmati seni dan budaya Sunda dalam nuansa alam dan tradisi bersahaja. Kampung seni ini tepat berada di kaki Gunung Manglayang dengan luas 1,8 hektar. Di sini Anda dapat mencicipi makanan khas tradisional Sunda seperti bengkerok, keripik singkong, peuyeum, dan ranginang.

Di malam Minggu, Anda dapat menikmati beragam pertunjukan budaya Sunda. Pekan pertama pertunjukan wayang golek, pekan kedua seni benjang, pekan ketiga ketuk tilu, dan pekan keempat menampilkan seni tradisional dan modern misalnya pop Sunda. Acara digelar dari pukul 8 malam hingga tengah malamnya. Kemeriahan terasa saat alat musik tradisional lodang dipukul bersamaan dengan kendang. Asyiknya main di Kampung Seni dan Wisata Manglayang ini bahwa alat musik lodang boleh ditabuh sepuasnya seakan melupakan irama tetapi jusru itu sangat mengasyikan.

Apabila Anda mengajak anak-anak maka ini juga kesempatan yang tepat untuk mengenalkan beragam permainan tradisional misalnya permainan egrang. Sebuah alat permainan tradisional berjalan sambil naik potongan bambu dengan pijakan kaki berketinggian sekitar setengah meter di atas tanah. Ada juga mainan gasing kayu atau bermain karet gelang. Permainan bedil-bedilan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan kertas basah sebagai peluru lalu dimasukkan ke potongan bambu kecil.

Selain pertunjukan alat musik tradisional dan permainan tradisional,  di Kampung Seni dan Wisata Manglayang Anda juga berkesempatan mengenal rumah adat panggung dengan dinding bambu dan beratap rumbia. Tentunya dengan suasana alam ditanami beragam pohon, seperti tangkil, lengkeng, bambu tali, asam, dan peuteuy. Nikmatilah melihat-lihat isi rumah sambil menelusuri jalan setapak berundak-undak tertata rapi.

Banyak saung-saung di kampung ini yang memiliki fungsi khusus seperti di Saung Kamonesan yang di dalamnya tersimpan benda-benda menarik, seperti topeng dan wayang golek. Saung Wreti menyimpan perabot rumah tangga, seperti gentong, kentongan, dan caping. Apabila Anda ingin melihat tempat penyimpanan padi maka ada di leuit. Si Saung Lisung Anda dapat melihat lesung kayu yang biasa dipakai menumbuk padi menjadi beras.

Untuk menikmati pemandangan hamparan padi di sawah Anda bisa ke Saung Binangkit, semacam teras bagi rumah kebanyakan. Ada juga bangunan khusus untuk memelihara burung dan domba lengkap dengan rak tempat rumput. Jika lelah setelah berkeliling maka selain beristirahat di saung, Anda juga dapat membeli beragam makanan dan minuman di Saung Tamba Hanaang.

Di Kampung Seni dan Wisata Manglayang, nama saung dan pengumuman ditulis dalam bahasa Sunda. Jadwal pertunjukan rutin pun ditulis dalam bahasa Sunda. Saung-saungnya diselingi rindang pepohonan dan sejumlah kolam ikan. Ada juga tempat duduk dari tembok batu tanpa diplester sehingga terlihat artistik, lengkap dengan meja bundar dari bahan serupa.

Jika Anda ingin berkunjung dan meminta penampilan pergelaran seni dan budaya Sunda maka dapat mengontak seminggu sebelumnya. Satu materi kunjungan seharga Rp2.000.000,00. Kampung Seni dan Wisata Manglayang melayani wisatawan yang ingin menyaksikan pergelaran seni dan budaya Sunda. Materi kunjungan bisa ditentukan langsung oleh wisatawan atau sudah dalam bentuk paket. Misalnya, materi kunjungan pelajar dan mahasiswa dengan penampilan seni dan budaya pangbage, tutunggulan, reak, musik kentongan, dan tari boboko.

Rujukan: Wonderful Indonesia | Yuk Pegi
Share:

Daftar Website Desa di Kecamatan Cileunyi

Daftar Website Desa di Kecamatan Cileunyi
Warta Cileunyi -- Desa bukan sekedar kumpulan orang dalam suatu wilayah atau pun sebagai unit administratif birokratis. Lebih dari itu, desa adalah “negara kecil” yang berfungsi sebagai basis politik, basis pemerintahan, basis ekonomi dan basis sosial budaya. Sebagai basis sosial, desa menjadi tempat menyemai dan merawat modal sosial sehingga desa mampu bertenaga secara sosial.

Sebagai basis politik, desa menyediakan arena kontestasi politik bagi kepemimpinan lokal sekaligus arena representasi dan partisipasi warga dalam pemerintahan dan pembangunan desa. Sebagai basis ekonomi, desa mempunyai aset-aset ekonomi seperti SDM, hutan, kebun, sawah, kerajinan, pantai, sungai, pasar dan potensi lainnya yang bermanfaat untuk sumber penghidupan bagi warga.

Dalam merancang strategi yang dimaksud, pemerintah desa perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  • Keterpaduan pembangunan desa, dimana kegiatan yang dilaksanakan memiliki sinergi dengan kegiatan pembangunan yang lain.
  • Partisipatif, dimana masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan.
  • Keberpihakan, dimana orientasi kegiatan baik dalam proses maupun pemanfaatan hasil kepada seluruh masyarakat desa. dan mengikuti perkembangan IPTEK, untuk pelayanan informasi publik seperti website.

Berikut daftar website desa di Kecamatan Cileunyi:

Kelurahan/Desa Cileunyi Kulon -- Cileunyikulon.desa.id
Kelurahan/Desa Cileunyi Wetan -- Cileunyiwetan.desa.id
Kelurahan/Desa Cimekar -- Cimekar.desa.id
Kelurahan/Desa Cinunuk -- Cinunuk.desa.id
Kelurahan/Desa Cibiru Wetan -- Cibiruwetan.desa.id
Kelurahan/Desa Cibiru Hilir -- Empty

Rujukan: Website Desa | Desa.id
Share:

Daftar Kelurahan dan Kode Pos di Kecamatan Cileunyi

Daftar Kelurahan dan Kode Pos di Kecamatan Cileunyi
Warta Cileunyi -- Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.

Berikut ini daftar Kelurahan di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung:

  • Kelurahan/Desa Cileunyi Kulon (Kode pos : 40621)
  • Kelurahan/Desa Cileunyi Wetan (Kode pos : 40622)
  • Kelurahan/Desa Cimekar (Kode pos : 40623)
  • Kelurahan/Desa Cinunuk (Kode pos : 40624)
  • Kelurahan/Desa Cibiru Wetan (Kode pos : 40625)
  • Kelurahan/Desa Cibiru Hilir (Kode pos : 40626)

Rujukan: Wikipedia
Share:

Daftar Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Cileunyi

Daftar Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Cileunyi
Warta Cileunyi -- Madrasah Ibtidaiyah (disingkat MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama.

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum Sekolah Dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar, juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti:
  • Alquran dan Hadits
  • Aqidah dan Akhlaq
  • Fiqih
  • Sejarah Kebudayaan Islam
  • Bahasa Arab

Berikut ini daftar Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ada di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung:

No.
NPSN
Nama Sekolah
Alamat
Desa
Status
1
MIS Al-Musdariyah
Jl. Pasirwangi No. 140
-
Swasta
2
MIS Arrifqi
Jl. Babakan Cimekar
Cimekar
Swasta
3
MIS Ibnu Rusyd
Jl. Pondok Sadang No. 86 Rt. 03/11
Cinunuk
Swasta
4
MIS Naelushibyan
Kp. Babakan Biru RT 4/8
Cibiru Wetan
Swasta
5
MIS Nurul Yakin
Kp. Cibolerang RT 4/9
Cinunuk
Swasta
6
MIS Permata Bangsa
Bumi Harapan Bb 9 No. 24
-
Swasta
7
MIS Putri Siti Hajar
Jl. Sadang No.16 RT 1/2
Cinunuk
Swasta

Rujukan: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan | Wikipedia
Share:

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages