Ahmad Heryawan - Dok. Tempo |
Aher, panggilan Ahmad Heryawan, mengatakan, jalan tol itu bisa menjadi alternatif bagi pengguna kendaraan melewati jalur selatan. Saat ini, kata dia, arus angkutan Lebaran menyebabkan kemacetan di jalur selatan sulit diurai. “Mau geser ke sebelah mana, kiri jurang, kanan gunung,” kata Aher.
Menurut Aher, jalan tol itu akan melengkapi rangkaian jalur jalan tol di Jawa Barat. Di utara misalnya sudah rampung jalan tol Cikampek-Palimanan atau Cipali. Lalu di jalur tengah ada jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu yang dijadwalkan beroperasi 2017. “Jalan tol Cisumdawu akan bertemu dengan jalan tol Cipali di Dawuan, di dekat Bandara Kertajati yang sedang dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” kata dia.
Aher menuturkan, saat angkutan Lebaran ini, jalur selatan di kawasan Garut misalnya, menjadi lokasi pertemuan arus mudik lokal, arus wisatawan, arus mudik dari Jawa Tengah, yang sengaja lewat selatan, yang seluruhnya bertemu di Nagreg. “Yang kelihatan cukup macet itu di kawasan Garut secara umum,” kata dia.
Menurut Aher, pembangunan jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya ditaksir menembus Rp 12 triliun. Soal pembiayaan pembangunannya, dia mengaku akan mengusulkan pada Presiden Joko Widodo menggunakan skema crowd funding.
Dia menjelaskan, skema crowd funding itu dengan mengumpulkan duit dari semua pegawai negeri sipil dari seluruh Indonesia yang jumlahnya 6 juta orang itu masing-masing Rp 100 ribu. Gantinya mereka menjadi pemegang saham jalan tol itu. “Saya mau ngomongin ke Pak Jokowi,” kata Aher.
Catatan Tempo, rencana jalan tol itu muncul sejak tahun 2013. Kepala Bappeda Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja mengungkapkan, rancangan awal jalan tol Citas atau Cileunyi-Tasikmalaya sudah rampung. “Desain awal sudah selesai, rutenya sudah. Panjang 70 kilometer,” kata dia di Bandung, Senin, 2 September 2013.
Menurut dia, dalam rancangan itu, rute jalan tol akan dimulai dari eksit tol baru di jalan tol Padalarang-Cileunyi, di KM 150 selepas Gede Bage, menuju Limbangan, Garut. Jalan tol itu dirancang bersebelahan dengan jalan raya yang sudah ada mulai dari lingkar Nagreg, Limbangan, Gentong, serta berakhir di Rajapolah, Tasikmalaya. “Di Rajapolah itu exit pertama,” kata Deny.
Deny mengatakan, berbeda dengan jalan tol yang ada, jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya dirancang untuk mendorong terbentuknya pusat pertumbuhan baru di selatan Jawa Barat. “Kalau jalan tol yang lain seperti Soroja, Cisumdawu, itu dibuat karena jalan yang ada sudah macet,” kata dia.
Deny mengatakan, jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya sengaja dirancang untuk menjadi jalan tol perdana untuk membuka jalan tol yang lebih panjang lintasannya. Dia mengungkapkan, jalan tol itu bakal menjadi cikal bakal jalan tol lintas tengah selatan Jawa Barat, hingga ke perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah di Banjar. “Tapi kami mulai sampai sini (Rajapolah) dulu,” katanya. [Tempo.co]
0 komentar:
Post a Comment